Kamis, 11 Februari 2016

Agar Anak Hoby membaca.

Bacalah dengan (menyebut) nama Rabbmu Yang menciptakan."
(QS. Al-Alaq:1) 

Ketika itu, Jibril datang menghampiri manusia paling mulia, Rasulullah SAW. Gua Hira, menjadi saksi peristiwa bersejarah yang terus dicatat hingga akhir zaman.

"Bacalah!" Perintah Jibril.

Ini kali pertama Rasulullah SAW bertemu dengannya, segala macam perasaan berkecamuk di dada, tidak pernah terbayang dalam benaknya melihat Jibril dalam wujud yang asli.

"Aku tidak bisa membaca," jawab Rasulullah SAW berulang-ulang, sampai akhirnya beliau berusaha membaca.

Lalu turunlah ayat dari Allah SWT Sang Pencipta Alam. “Bacalah dengan (menyebut) nama Rabbmu Yang menciptakan“ (QS. Al-Alaq: 1)

Abi dan Ummi, itulah sepenggal kisah tentang turunnya ayat pertama yang menjadi pintu gerbang masa kerasulan nabi Muhammad SAW. Perintah untuk membaca telah turun sejak ratusan tahun yang lalu. Allah SWT mengajari kita banyak hal melalui aktivitas membaca dengan perantaraan pena.

Alangkah baiknya jika buah hati kita terbiasa dengan aktivitas positif ini. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Universitas London, mereka yang sering membaca pada usia 10 tahun dan telah membaca buku serta surat kabar lebih dari sekali seminggu di usia 16 tahun lebih mampu menguasai kosa kata dibandingkan mereka yang kurang membaca.

Menurut Alice Sullivan, penanggung jawab penelitian, ada kemungkinan kemampuan membaca yang kuat akan memungkinkan anak-anak mampu menyerap dan memahami informasi baru.

Ada beberapa tips yang bisa Abi dan Ummi coba agar anak gemar membaca:
1. Memberi Contoh Terlebih Dahulu
Abi dan Ummi, anak-anak peniru ulung. Mereka tidak akan bisa sama persis seperti diri kita, tapi mereka tidak pernah gagal meniru. Cara paling efektif agar anak suka membaca dengan memberi contoh, menunjukkan kita menyukai aktivitas tersebut.
Tampakkan di hadapannya jika membaca buku sangat menyenangkan. Kita bisa membaca dengan wajah yang ekspresif supaya anak penasaran. Misalnya tersenyum sendiri saat membaca, mengerutkan kening, atau yang lainnya.
Anak akan bertanya, "Kenapa Mi, kok ketawa sendiri?"
Saat itu kita bisa melibatkan anak. Menceritakan ulang isi buku yang kita baca.
Jika kita memiliki koleksi buku, tunjukkan pada anak bagaimana cara kita memperlakukan buku dengan baik. Lalu katakan, "Buku itu barang kesayangan ummi, ummi suka baca buku."
2. Sering Mengajak Anak ke Toko Buku
Ajaklah anak kita ke toko buku, perpustakaan, taman baca, atau sekadar berburu buku bekas. Biarkan anak menyentuh dan membuka buku-buku yang terpajang. Sekali waktu kita bisa menyisihkan uang, membelikan mereka buku yang menarik isinya. Lama kelamaan anak akan terbiasa dengan suasana tersebut, lalu menikmatinya.
3. Menyediakan Waktu Khusus Membacakan Buku
Hanya membeli buku tapi tidak punya waktu khusus membacakannya sama seperti membeli barang tapi tidak dipakai. Membaca buku bersama anak bisa menjadi sarana menjalin kedekatan. Anak-anak membutuhkan waktu yang berkualitas bersama kita. Membaca buku bisa menjadi momen yang tepat.
Agar anak fokus dengan dengan aktivitas membaca, kita perlu menciptakan suasana yang kondusif. Misalnya: mematikan televisi dan menyimpan handphone agar aktivitas membaca tidak terganggu.
Ketika anak menikmati saat-saat membaca dan mendapatkan waktu yang berkualitas, mereka akan menagihnya, lagi dan lagi.
4. Membaca dengan Ekspresi yang Hidup
Abi dan Ummi, anak balita memiliki rentang waktu konsentrasi yang pendek. Mereka cepat bosan. Agar anak tidak segera beralih ke aktivitas lain, kita bisa menyiasatinya dengan cara membaca buku disertai ekspresi yang hidup.
Misalnya, mengubah suara saat membaca tokoh-tokoh yang berbeda, menggunakan gerakan-gerakan, mengekspresikan emosi tokoh cerita, dan lain-lain.
Membaca dengan ekspresi yang hidup dapat melatih imajenasi anak, mereka akan larut dalam cerita dan melupakan kebosanannya.
5. Memilih Buku Sesuai Usia
Anak usia balita sangat tertarik dengan buku bergambar yang berwarna-warni. Kita bisa memilih buku dengan huruf yang tercetak lebih besar dari ukuran normal dengan tulisan yang tidak panjang. Sekali waktu kita bisa memperkenalkan hurufnya satu persatu dengan suasana yang nyaman, tanpa paksaan.
Memilih buku bisa disesuaikan dengan kondisi keuangan keluarga. Tidak harus membeli buku dengan harga yang mahal, buku-buku bekas atau meminjam dari perpustakaan juga bisa menjadi solusi.

Rabu, 03 Februari 2016

Ketika Islam menempatkan Wanita pada Derajat yang tinggi.

Inilah sebagian sebab Allah telah menempatkan para wanita pada derajat yang Tinggi dalam Islam.

 بسم الله الر حمن الرحيم


Suatu hari Imam Ahmad bin Hanbal dikunjungi seorang wanita yang ingin mengadu.

“Wahai Syaikh, saya adalah seorang ibu rumah tangga yang sudah lama ditinggal mati suami. Saya ini sangat miskin, sehingga untuk menghidupi anak-anak saya, saya merajut benang di malam hari, sementara siang hari saya gunakan untuk mengurus anak-anak saya dan menyambi sebagai buruh kasar di sela waktu yang ada.

Karena saya tak mampu membeli lampu, maka pekerjaan merajut itu saya lakukan apabila sedang terang bulan.”

Imam Ahmad menyimak dengan serius penuturan ibu tadi. Perasaannya miris mendengar ceritanya yang memprihatinkan.

Dia adalah seorang ulama besar yang kaya raya dan dermawan. Sebenarnya hatinya telah tergerak untuk memberi sedekah kepada wanita itu, namun ia urungkan dahulu karena wanita itu melanjutkan pengaduannya.

“Pada suatu hari, ada rombongan pejabat negara berkemah di depan rumah saya. Mereka menyalakan lampu yang jumlahnya amat banyak sehingga sinarnya terang benderang. Tanpa sepengetahuan mereka, saya segera merajut benang dengan memanfaatkan cahaya lampu-lampu itu.

Tetapi setelah selesai saya sulam, saya bimbang, apakah hasilnya halal atau haram kalau saya jual?

Bolehkah saya makan dari hasil penjualan itu?
Sebab, saya melakukan pekerjaan itu dengan diterangi lampu yang minyaknya dibeli dengan uang negara, dan tentu saja itu tidak lain adalah uang rakyat.”

Imam Ahmad terpesona dengan kemuliaan jiwa wanita itu. Ia begitu jujur, di tengah masyarakat yang bobrok akhlaknya dan hanya memikirkan kesenangan sendiri, tanpa peduli halal haram lagi.
Padahal jelas, wanita ini begitu miskin dan papa.

Maka dengan penuh rasa ingin tahu, Imam Ahmad bertanya, “Ibu, sebenarnya engkau ini siapa?”

"Dengan suara serak karena penderitaannya yang berkepanjangan, wanita ini mengaku, “Saya ini adik perempuan Basyar Al-Hafi.”

Imam Ahmad makin terkejut. Almarhum Basyar Al-Hafi adalah Gubernur yang terkenal sangat adil dan dihormati rakyatnya semasa hidupnya. Rupanya, jabatannya yg tinggi tidak disalahgunakannya untuk kepentingan keluarga dan kerabatnya. Sampai-sampai adik kandungnya pun hidup dalam keadaan miskin.

Dengan menghela nafas berat, Imam Ahmad berkata,
“Pada masa kini, ketika orang-orang sibuk memupuk kekayaan dengan berbagai cara, bahkan dengan menggerogoti uang negara dan menipu serta membebani rakyat yang sudah miskin, ternyata masih ada wanita terhormat seperti engkau, ibu. Sungguh, sehelai rambutmu yang terurai dari sela-sela jilbabmu jauh lebih mulia dibanding dengan berlapis-lapis serban yang kupakai dan berlembar-lembar jubah yang dikenakan para ulama.

Subhanallah, sungguh mulianya engkau, hasil rajutan itu engkau haramkan? Padahal bagi kami itu tidak apa-apa, sebab yang engkau lakukan itu tidak merugikan keuangan negara…”

Kemudian Imam Ahmad melanjutkan, “Ibu, izinkan aku memberi penghormatan untukmu. Silahkan engkau meminta apa saja dariku, bahkan sebagian besar hartaku, niscaya akan kuberikan kepada wanita semulia engkau…”

Duhai Para Pemburu Surga dan wahai para wanita, gerakan anti korupsi sebetulnya bisa dimulai dari gerakan sikap waro'. karena dari rahim kalian lahir para pemimpin, dari olah terampil tangan tangan kalian,  tercipta makanan yang bukan hanya sehat ,dan thoyib tetapi juga halal, baik halal secara Dzat atau halal secara maknawinya

Duhai kalian pembimbing generasi Dakwah, di tangan kalian kelak para Pahlawan Peradan akan besar

maka jadilah Wanita yg selalu membingkai Hati dgn Cahaya Al-Qur'an dan kelembutan Akhlak

dari kaidah siroh ini, saya ingin mengambil kesimpulan tentang  3 hal  :

pertama, kemuliaan seorang wanita terlihat bukan dari paras nya yg cantik tetapi dari keimanannya dan membuat Hati nya takut berbuat yg syubhat

kedua, menjaga setiap nafas hidup nya dgn selalu Qona'ah dan tak mengeluh dari setiap peristiwa karena Sabar adalah mahkota yg selalu di pelihara Hati nya

ketiga, menghadirkan  الله dari setiap peristiwa dan selalu berteman dgn orang yg Sholih

با رك الله فيكم ...
SEKOLAH ANAK-ANAK KREATIF 

Setiap bayi yang lahir berpotensi mewarisi potensial genetika orang tuanya. Minat dan bakat yang diturunkan dari orangtua, dan eyang buyutnya sampai tiga generasi sebelumnya merupakan proses biologi replikasi yang selalu ada dalam setiap replikasi genetik. Jika orang tua bayi adalah pesepakbola terkenal (terkenal karena bakat alami sebagai pemain bola), maka setiap anak yang dilahirkan dari orang tua itu memiliki potensi untuk mengikuti jejak orang tuanya sebagai pesepakbola, suatu hari nanti, jika sang anak gagal menjadi pesepakbola seperti orang tuanya, setidaknya sang anak telah pernah memiliki minat dan bakat terhadap sepakbola. Bagaimana minat, bakat dan potensi ada pada diri anak, berikut pengalaman…

Saya pernah menyaksikan hal ini dan mari kita simak: Bayi yang baru saja keluar dari “masa pertapaan” di rahim ibundanya selama 9 bulan, bidan yang menagani proses kelahiran normal itu, membersihkan bayi dari lumuran air ketuban dan membersihkan tenggorokan agar bayi dapat bernafas dengan baik, setelah berjuang keluar dari pertapaannya. Tidak lupa, sang bayi dikumandangkan azan dan qomat agar kelak bayi ini merespon cepat setiap azan panggilan sholat. Puncak dari pengalaman ini adalah: bayi itu harus menjalani proses IMD (inisiasi menyusui dini). Bidan itu menaruh bayi diatas dada ibundanya, seketika terlihatlah keajaiban dimana insting telah menuntun bayi untuk merangkak mencari putting sumber kolostrumanti bodi alami yang Allah siapkan buat si bayi. Hanya butuh waktu kurang dari 2 menit, bayi berhasil mendeteksi dan menemukan putting dan kolostrum. Tentu, saat itu kondisi bayi belum mampu melihat secara sempurna, namun pada kondisi ini bayi berhasil menemukan dimana sumber energi kehidupan.

Dipercaya atau tidak seperti “insting” yang menjadi kompas penunjuk jalan atau GPS (global position system). Howard Gardner menyebut kecerdasan adalah kemampuan melalukan tindakan kreatif dan memecahkan masalah. Nah, pada kondisi diatas, sang bayi mampu melakukan aktivitas problem solving dan kreatif melalui gerakan tiarap-maju. Bayi yang dalam kondisi baru lahir telah berhasil menemukan sumber energi kehidupannya. Maka, tidak salah statement jika setiap anak adalah cerdas, setiap anak adalah memiliki berpeluang menjadi kreator dan pemecah masalah (problem solvetor) Anak Sang Kreator. Sangat mungkin jika anak-anak kita adalah kreator, sangat banyak anak-anak negeri ini memiliki potensi untuk kreatif. Fungsi kreatif ini ada dalam respon-respon brain yang terlukis dalam bentuk anyaman saraf-saraf myelin terkordinasi satu sama lain. Anak-anak usia golden age memiliki nilai investasi terbaik untuk kita memunculkan kreatifitas-kreatifitasnya. Sebab itu, urgen kiranya muatan konsep kurikulum, metodologi penerapan dan cara pandang kita, harus sejalan dengan mekanisme kerja kecerdasan (kreatifitas dan problem solving).

Inti paling utama Sekolah Anak-Anak Kreatif, berada pada wilayah metodologi dan proses. Pada level pertama adalah ketersediaannya payung hukum yang melindungi kurikulumnya. Payung hukum ini berupa perangkat kurikulum yang legal formal, dimana tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2010 – 2014 atau RPJMN 2010-2014 dalam konsep Prioritas Metodologi dimana terdapat dalam Desain Induk Kurkikulum 2013 sebagai berikut: Penerapan metodologi pendidikan yang tidak lagi berupa pengajaran demi kelulusan ujian (teaching to the test), namun pendidikan menyeluruh yang memperhatikan kemampuan sosial, watak, budi pekerti, kecintaan terhadap budaya-bahasa Indonesia…;

Berikut, setelah kurikulum adalah desain isi silabus dari Sekolah Anak-Anak Kreatif. Jika pada kurikulum menyebut: Penerapan metodologi pendidikan tidak lagi berupa pengajaran demi kelulusan ujian (teaching to the test), tetapi berupa pendidikan menyeluruh yang memperhatikan faktor tumbuh-kembang anak, kecenderungan kecerdasan, gaya belajar, modalitas belajar anak, kemampuan sosial, watak, budi pekerti, kecintaan terhadap budaya-bahasa Indonesia. Sekolah Anak-Anak Kreatif bagai chef dan dapurnya, yang akan mengolah bahan-bahan menjadi makanan bergizi dan enak. Siswa-siswa pada Sekolah Anak-Anak Kreatif, dipetakan minat dan bakatnya melalui riset sederhana dimasa penerimaan siswa baru dan orientasi studi siswa (bukan tes kognitif). Jika hasil riset minat dan bakat siswa menunjukkan dominasi pada olahragawan, maka diperlukan perangkat metodologi proses bagaimana siswa bisa berjodoh dengan minat bakatnya sebagai olahragawan (pesepakbola), atau riset minat dan bakat siswa menunjukkan dominasi pada sastra, maka diperlukan perangkat metodologi proses bagaimana siswa bisa berjodoh dengan minat bakatnya sebagai sastrawan, atau riset minat dan bakat siswa menunjukkan dominasi pada dunia sainsitis, maka diperlukan perangkat metodologi proses bagaimana siswa bisa berjodoh dengan minat bakatnya sebagai sainstis (dokter atau peneliti). Dalam sistem ini, setiap siswa akan berkembang sesuai linieritas minat dan bakatnya. Adapun bidang studi lain seperti matematika dasar dan al-qur’an bisa menjadi pondasi peletak logika dan rihiyah/jiwa.