Rabu, 03 Februari 2016

SEKOLAH ANAK-ANAK KREATIF 

Setiap bayi yang lahir berpotensi mewarisi potensial genetika orang tuanya. Minat dan bakat yang diturunkan dari orangtua, dan eyang buyutnya sampai tiga generasi sebelumnya merupakan proses biologi replikasi yang selalu ada dalam setiap replikasi genetik. Jika orang tua bayi adalah pesepakbola terkenal (terkenal karena bakat alami sebagai pemain bola), maka setiap anak yang dilahirkan dari orang tua itu memiliki potensi untuk mengikuti jejak orang tuanya sebagai pesepakbola, suatu hari nanti, jika sang anak gagal menjadi pesepakbola seperti orang tuanya, setidaknya sang anak telah pernah memiliki minat dan bakat terhadap sepakbola. Bagaimana minat, bakat dan potensi ada pada diri anak, berikut pengalaman…

Saya pernah menyaksikan hal ini dan mari kita simak: Bayi yang baru saja keluar dari “masa pertapaan” di rahim ibundanya selama 9 bulan, bidan yang menagani proses kelahiran normal itu, membersihkan bayi dari lumuran air ketuban dan membersihkan tenggorokan agar bayi dapat bernafas dengan baik, setelah berjuang keluar dari pertapaannya. Tidak lupa, sang bayi dikumandangkan azan dan qomat agar kelak bayi ini merespon cepat setiap azan panggilan sholat. Puncak dari pengalaman ini adalah: bayi itu harus menjalani proses IMD (inisiasi menyusui dini). Bidan itu menaruh bayi diatas dada ibundanya, seketika terlihatlah keajaiban dimana insting telah menuntun bayi untuk merangkak mencari putting sumber kolostrumanti bodi alami yang Allah siapkan buat si bayi. Hanya butuh waktu kurang dari 2 menit, bayi berhasil mendeteksi dan menemukan putting dan kolostrum. Tentu, saat itu kondisi bayi belum mampu melihat secara sempurna, namun pada kondisi ini bayi berhasil menemukan dimana sumber energi kehidupan.

Dipercaya atau tidak seperti “insting” yang menjadi kompas penunjuk jalan atau GPS (global position system). Howard Gardner menyebut kecerdasan adalah kemampuan melalukan tindakan kreatif dan memecahkan masalah. Nah, pada kondisi diatas, sang bayi mampu melakukan aktivitas problem solving dan kreatif melalui gerakan tiarap-maju. Bayi yang dalam kondisi baru lahir telah berhasil menemukan sumber energi kehidupannya. Maka, tidak salah statement jika setiap anak adalah cerdas, setiap anak adalah memiliki berpeluang menjadi kreator dan pemecah masalah (problem solvetor) Anak Sang Kreator. Sangat mungkin jika anak-anak kita adalah kreator, sangat banyak anak-anak negeri ini memiliki potensi untuk kreatif. Fungsi kreatif ini ada dalam respon-respon brain yang terlukis dalam bentuk anyaman saraf-saraf myelin terkordinasi satu sama lain. Anak-anak usia golden age memiliki nilai investasi terbaik untuk kita memunculkan kreatifitas-kreatifitasnya. Sebab itu, urgen kiranya muatan konsep kurikulum, metodologi penerapan dan cara pandang kita, harus sejalan dengan mekanisme kerja kecerdasan (kreatifitas dan problem solving).

Inti paling utama Sekolah Anak-Anak Kreatif, berada pada wilayah metodologi dan proses. Pada level pertama adalah ketersediaannya payung hukum yang melindungi kurikulumnya. Payung hukum ini berupa perangkat kurikulum yang legal formal, dimana tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2010 – 2014 atau RPJMN 2010-2014 dalam konsep Prioritas Metodologi dimana terdapat dalam Desain Induk Kurkikulum 2013 sebagai berikut: Penerapan metodologi pendidikan yang tidak lagi berupa pengajaran demi kelulusan ujian (teaching to the test), namun pendidikan menyeluruh yang memperhatikan kemampuan sosial, watak, budi pekerti, kecintaan terhadap budaya-bahasa Indonesia…;

Berikut, setelah kurikulum adalah desain isi silabus dari Sekolah Anak-Anak Kreatif. Jika pada kurikulum menyebut: Penerapan metodologi pendidikan tidak lagi berupa pengajaran demi kelulusan ujian (teaching to the test), tetapi berupa pendidikan menyeluruh yang memperhatikan faktor tumbuh-kembang anak, kecenderungan kecerdasan, gaya belajar, modalitas belajar anak, kemampuan sosial, watak, budi pekerti, kecintaan terhadap budaya-bahasa Indonesia. Sekolah Anak-Anak Kreatif bagai chef dan dapurnya, yang akan mengolah bahan-bahan menjadi makanan bergizi dan enak. Siswa-siswa pada Sekolah Anak-Anak Kreatif, dipetakan minat dan bakatnya melalui riset sederhana dimasa penerimaan siswa baru dan orientasi studi siswa (bukan tes kognitif). Jika hasil riset minat dan bakat siswa menunjukkan dominasi pada olahragawan, maka diperlukan perangkat metodologi proses bagaimana siswa bisa berjodoh dengan minat bakatnya sebagai olahragawan (pesepakbola), atau riset minat dan bakat siswa menunjukkan dominasi pada sastra, maka diperlukan perangkat metodologi proses bagaimana siswa bisa berjodoh dengan minat bakatnya sebagai sastrawan, atau riset minat dan bakat siswa menunjukkan dominasi pada dunia sainsitis, maka diperlukan perangkat metodologi proses bagaimana siswa bisa berjodoh dengan minat bakatnya sebagai sainstis (dokter atau peneliti). Dalam sistem ini, setiap siswa akan berkembang sesuai linieritas minat dan bakatnya. Adapun bidang studi lain seperti matematika dasar dan al-qur’an bisa menjadi pondasi peletak logika dan rihiyah/jiwa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar